Tips Mengurangi Pencemaran Lingkungan

Kamis, 13 Agustus 2009


Tips Mengurangi Pencemaran Lingkungan


Dalam info kali ini kami memberi tips mengurangi pencemaran lingkungan dengan membuat pupuk organic atau kompos. Mengapa Harus Kompos ? karena Kompos sangat menguntungkan karena dapat memperbaiki produktivitas dan kesuburan tanah, serta keberadaannya dapat mengatasi kelangkaan pupuk anorganik dan harga pupuk anorganik yang mahal.

Kompos Mengurangi Pencemaran Lingkungan.

Pencemaran lingkungan berhubungan erat dengan sampah. Tumpukan sampah yang berada di selokan dan sungai dapat menyebabkan banjir ketika musim hujan dating. Tempat pembuangan sampah juga dapat menjadi tempat berkembang-biaknya organisme pathogen yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Air yang keluar dari timbunan sampah juga dapat mencemari air sungai dan air tanah.

Mungkin kita masih ingat dengan peristiwa yang terjadi pada awal tahun 2005, tepatnya tanggal 21 Februari, terjadinya longsor tumpukan sampah di TPA Leuwigajah, Bandung, Jawa Barat, yang memakan korban jiwa ratusan orang. Kejadian serupa juga terulang pada tahun 2006 tepatnya tanggal 8 September 2006 di Zona 3 TPA Bantargebang, Bekasi. Di TPA Bantargebang inilah sampah Jakarta dikelola, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membayar tipping fee kepada Pemda Bekasi sekitar Rp. 60 juta/ton sampah. TPA Bantargegebang sampah dikelola dengan penerapan system tumpukan yang dilengkapi dengan Instalasi Pengolahan Air Sampah (IPAS) dan system drainase. Sistem drainase ini untuk menmpung air buangan atau lindi hitam (leachate) ke dalam IPAS dan membuangnya ke sungai terdekat. (baca info/berita selanjutnya hal Model Pengolahan Sampah kota-kota besar di Indonesia pada Blog ini juga)

Kejadian longsor sampah di dua tempat pembuangan akhir (TPA) ini menunjukkan volume sampah yang dibuang ke tempat tersebut sudah melebihi daya tampungnya. Ini berindikasi bahwa produksi sampah setiap harinya sangat banyak (sampah rumah tangga dari penduduk Jakarta menyumbangkan sekitar 6.000 s/d 7.000 ton per hari). Sebenarnya, tumpukan sampah yang menggunung seperti itu tidak harus terjadi jika setiap atau sebagian orang mau mendaur-ulangnya.

Secara garis besar, sampah dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu

  1. Sampah Organik; Misalnya dedaunan, jerami, serasah sisa panen, kotoran ternak, dan sisa sayuran atau hijauan lainnya. Jenis sampah ini bisa di olah menjadi pupuk organic atau kompos.
  2. Sampah Anorganik; Sampah yang bisa didaur ulang, misalnya; sampah plastic bisa didaur ulang menjadi biji plastic, jenis kertas, besi, kaleng, dll. Termasuk jenis sampah yang sama sekali tidak akan hancur.

Pengolahan sampah organik menjadi kompos sangat sederhana. Bisa dimulai dari lingkungan rumah dengan memisahkan sampah organic dan sampah anorganik. Selanjutnya, sampah organik dikumpulkan dan diproses menjadi pupuk organic atau kompos. Dengan cara seperti ini, niscaya gunungan sampah itu tidak akan terbentuk. Tentunya, lingkungan sekitar juga jadi bersih, nyaman, dan asri.

Apabila pekarangan rumah sempit, pengumpulan sampah bisa dilakukan di lingkungan kompleks. Sampah dari masing-masing rumah dikumpulkan di satu lokasi didalam kompleks yang dikhususkan menjadi tempat pembuangan sampah (TPS). Sampah kering dan sampah basah dipisahkan. Sampah basah ditumpuk dan dibiarkan selama dua bulan, maka sampah akan menjadi kompos dengan proses tidak terlalu rumit, selanjutnya sampah tersebut akan menjadi kompos. Kompos yang sudah jadi bisa dibagikan kesetiap rumah yang membutuhkan pupuk organik sisanya bisa dijual untuk kepentingan lingkungan itu sendiri. Dengan cara seperti ini, disamping menambah pndapatan dan membuka lapangan pekerjaan juga persoalan sampah dapat teratasi dengan mudah. Namun saying masyarakat kita tidak terbiasa untuk memilah antara sampah organic dan sampah anorganik. Masyarakat di Negara maju seperti Amerika, Jepang dan Negara tetangga Singapura sudah terbiasa untuk memisahkan sampah organic dan anorganik. Proses penyadaran masyarakat kita tentang sampah harus dipaksa sebelum kerusakan lingkungan yang lebih besar terjadi. Paradigma msyarakat tentang sampah harus dirobah, pemerintah dan masyarakat peduli lingkungan harus lebih aktif mensosialisasi masalah ini, bahwa sampah sesungguhnya membawa berkah “sampah itu emas” bukan sebaliknya menganggap sampah yang harus disepelekan dandibiarkan atau menganggap sampah membawa bencana, tapi justru sampah sebuah peluang usaha, pula bila dikelola dengan cerdas akan meningkatkan derajat kesehatan dan lingkungan yang bersahabat. Mari kita merubah mindset masyarakat atau diri kita sendiri tentang sampah ini, semoga!

Catatan: Kalau teman-teman punya info atau berita hal system pengolahan di wilayahnya, silakan tulis/kirim untuk dimuat di Blog ini, demi melengkapi atau berbagi informasi kepada masyarakat dan pemerintah atau unsur-unsur terkait lainnya, demi menambah referensi atau wawasan dalam penanggulangan pencemaran lingkungan, silakan langsung tulis disini, atau mungkin atau mungkin berminat mengelolanya, kami siap pula membantu atau sharing hal olah sampah ini, mulai tahap perencanaan sampai dengan pengelolaannya, silakan kirim email ke admin. Blog ini; hasrulhoesein@gmail.com. Atau kontak person ke +62-85215497331. terima kasih.
[rul_12vii09.pupukorganikindonesia_lingkungan]

1 komentar:

MONOKROM mengatakan...

PELAJARAN BERHARGA TENTANG TATA KELOLA SAMPAH YANG BENAR...

TERIMA KASIH ATAS ARTIKEL YANG BAGUS INI, SEMOGA TURUT MEMBERIKAN PENCERAHAN KEPADA MASYARAKAT INDONESIA.

SALAM KENAL DAN GREEN WISHES DARI JOGJA!

Delete this element to display blogger navbar

 
 
 

Footer 1

Footer 3

Greenpeace Asia Tenggara The Earth Council Center for International Forestry Research World Agroforestry Pusat Informasi Lingkungan Indonesia World Wild Fund Indonesia Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Aliansi Relawan untuk Penyelamatan Alam World Silent Day Institute for Global Justice Konsorsium Pendukung Sistem Hutan Kerakyatan The Indonesian Tropical Institute LEI Lembaga Ekolabel Indonesia Third World Network